NICTO DEV – Cara Mengetahui Kriteria Benefit dan Cost pada SPK, Pada kesempatan kali ini admin akan membahas tentang dunia Analisis yakni pada topik membahas tentang apa poin-poin yang membedakan Benefit dan Cost pada sebuah Analisa.
Artikel Menarik Lainnya :
- Metode TOPSIS – Pengertian, Kelebihan dan Langkahnya
- Metode Weighted Product (WP) – Pengertian, Kelebihan dan Langkahnya
- Metode MOORA – Pengertian, Kelebihan dan Langkahnya
- Metode AHP – Pengertian, Kelebihan dan Langkahnya
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sebuah sistem yang mempunyai sangat banyak metode yang dapat diimplementasikan di dalamnya, beberapa contohnya adalah metode AHP, TOPSIS, MOORA, MOOSRA, Weighted Product (WP) dan MADM.
Benefit dan Cost ini biasanya digunakan pada saat seseorang pengamat ingin menentukan sebuah kategori yang akan digunakannya, dimana benefit menandakan bahwa kriteria tersebut merupakan sebuah keuntungan sementara cost menandakan bahwa kriteria tersebut adalah sebuah masalah atau penyebab penurunan.
Pengertian Kriteria Benefit dan Cost pada SPK
Kriteria Benefit adalah faktor yang semakin baik bila nilainya semakin besar, dan Kriteria Cost adalah faktor yang semakin baik bila nilainya semakin kecil. Benefit merupakan keuntungan, sedangkan cost adalah kerugian.
Oleh karena itu, semakin tinggi nilai keuntungan, semakin baik, dan semakin kecil nilai kerugian, semakin baik pula. Ini adalah gambaran dasar tentang apa yang dimaksud dengan Kriteria Benefit dan Cost dalam studi kasus Sistem Pendukung Keputusan (SPK).
Perbedaan Kriteria Benefit dan Cost pada SPK
Teknik SPK membedakan kriteria menjadi Benefit dan Cost untuk menentukan keputusan yang optimal. Perbedaan Benefit dan Cost mempengaruhi perhitungan dalam metode pendukung keputusan seperti TOPSIS.
Benefit mengutamakan nilai tertinggi sedangkan Cost mengutamakan nilai terendah. Hal ini membuat pengambil keputusan lebih selektif dan hasil keputusan yang lebih akurat dan dinamis.
Metode SPK seperti AHP, TOPSIS, SAW, WP, MADM, dan Electre membutuhkan kriteria benefit dan cost sebagai bagian penting dalam perhitungan dan penilaian alternatif solusi. Kriteria benefit dan cost digunakan untuk menentukan bobot kriteria, memberikan penilaian pada alternatif solusi, dan membantu menentukan solusi terbaik yang sesuai dengan kondisi dan tujuan yang dikehendaki.
Contoh Kriteria Benefit dan Cost pada SPK
Setelah kalian mengetahui perbedaan antara kriteria benefit dan cost, maka selanjutnya admin akan memberikan beberapa contoh kriteria benefit dan cost, semuanya dijelaskan sebagai berikut:
Contoh Kriteria Benefit
Berikut adalah beberapa hal yang bisa menjadi kriteria tipe benefit:
- Pendapatan (Semakin tinggi maka semakin baik)
- Posisi Jabatan (Semakin tinggi maka semakin baik)
- Asupan Nutrisi (Semakin banyak maka semakin baik)
- Kuah Soto (Semakin banyak maka semakin kenyang)
Catatan Penting: Kriteria yang disebutkan di atas hanya contoh dan bisa berbeda tergantung pada studi kasus dan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, penerapan tipe kriteria bisa bervariasi.
Contoh Kriteria Cost
Berikut adalah beberapa hal yang dapat menjadi kriteria bertipe cost:
- Biaya produksi (Semakin tinggi nilainya maka semakin merugikan)
- Waktu pembuatan (Semakin lama maka semakin membebani)
- Energi yang dibutuhkan (Semakin banyak maka semakin merugikan)
Kriteria bertipe cost harus memiliki nilai yang semakin kecil atau sedikit agar hasilnya optimal dan berpengaruh positif pada alternatif solusi.
Cara Mengetahui/Menentukan Kriteria Benefit dan Cost pada SPK
Dari penjelasan di beberapa poin sebelumnya seharusnya anda sudah dapat mengetahui gambaran alias cara untuk menentukan kriteria benefit dan cost pada studi kasus yang sedang anda kerjakan. Bila belum, maka berikut ini adalah caranya:
Untuk menentukan kriteria bertipe benefit dan cost, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
- Tentukan tujuan dan kondisi: Identifikasi tujuan dan situasi saat ini sebelum menentukan kriteria benefit dan cost.
- Analisis kebutuhan: Analisis kebutuhan dan prioritas untuk menentukan kriteria yang penting dan relevan.
- Klasifikasi kriteria: Klasifikasi kriteria menjadi benefit atau cost berdasarkan nilai yang diinginkan. Benefit memiliki nilai yang semakin besar, sementara cost memiliki nilai yang semakin kecil.
- Penentuan bobot: Tentukan bobot kriteria dengan mempertimbangkan pendapat subjektif.
- Validasi kriteria: Validasi kriteria dengan melibatkan ahli atau stakeholder untuk memastikan bahwa kriteria yang diterapkan sudah benar dan konsisten.
Ingatlah bahwa setiap studi kasus memiliki kondisi dan tujuan yang berbeda, sehingga proses penentuan kriteria harus disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan yang ada.
Video Cara Menentukan Kriteria Benefit dan Cost SPK
Nah selanjutnya bila kalian ingin mengetahui cara menentukan kriteria benefit dan cost pada SPK yang benar, maka silahkan kalian tonton video berikut ini:
Terima kasih telah berkunjung di NICTO DEV, jangan lupa baca artikel menarik lainnya yah. Sekian dan Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu.